Bentuk Analisis Puisi Bengawan Kehidupan Karya Dicky Nuri Prasetyo Utomo

Risma Nurdiana Putri, Setiawan Edi Purnomo, Siti Shoimuna Khoiriska, Syaikhul Umam, Umi Rona Anisah, Cahyo Hasanudin, Sutrimah Sutrimah

Abstract


abstrak— Pemikiran kritis tentang sastra berkembang dari waktu ke waktu, ketika kita belajar lebih banyak tentang sejarah sastra dan teori-teori yang telah dikemukakan. Pemikiran kritis membantu kita memahami bagaimana peranan sastra dalam perkembangannya. Sastra adalah bagian dari pemikiran manusia yang selalu mempunyai potret kehidupan serta memaknainya sehingga menjadi tulisan yang mengandung arti yang mendalam. Karya sastra biasanya mencakup pemikiran serta kreatifitas seorang penulis. Ketika membicarakan sebuah sastra, maka yang paling sering muncul adalah salah satu karya sastra yang berbentuk pendek, mempunyai sajak, singkat, tidak bertele-tele dan dituangkan dari isi hati, dalam hal ini adalah puisi. Puisi merupakan sebuah karya sastra yang ditulis dengan kemampan bahasa yang indah, mengandung nilai kreatifitas dan juga sangat imajinatif (Suroto, 2001). Salah satu puisi yang dianalisis dalam penulisan ini adalah bentuk puisi Bengawan Kehidupan karya Dicky NPU. Dalam puisi Bengawan Kehidupan menggambarkan mengenai sebuah potret Bengawan Solo sebagai sumber mata pencaharian seseorang. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam menganalisis bentuk puisi Bengawan Kehidupan ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah simak, catat, dan lihat. Teknik analisis data yang digunakan berdasarkan teori Miles & Huberman yaitu: Reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Simpulan yang dihasilkan dari adanya analisis kritik sastra terhadap puisi Bengawan Kehidupan adalah penulis menggunakan 2 aspek kritik sastra yaitu analisis lapis suara (sound stratum) dan juga analisis satuan arti. Dalam analisis lapis suara (sound stratum) puisi Bengawan Kehidupan dalam semua bait menggunakan sajak A-A-A-A. Sementara untuk analisis satuan arti berdasarkan anlisis penulis puisi Bengawan Kehidupan pada pertama lebih menjelaskan mengenai kuat dan tetap berpendirian dalam hal ini yaitu mempunyai keyakinan kuat akan sesuatu. Pada bait kedua berdasarkan analisis penulis puisi Bengawan Kehidupan menjelaskan bahwa selalu berjuang. Bait ketiga berdasarkan aspek kritik sastra penulis memberikan gambaran bahwa tetap tegak berdiri kokoh raga ini berjuang demi orang terkasih yang selalu menanti, serta dalam memperjuangkan hal ini membutuhkan sebuah kesabaran dan juga keikhlasan. Dalam bait keempat berdasarkan aspek kritik sastra analisis lapis satuan arti penulis lebih menggambarkan bahwa tidak ada pilihan lain untuk menguatkan diri selain menjadi pribadi yang tegar. Serta bait kelima penulis memberikan gambaran bahwa berdasarkan puisi Bengawan Kehidupan berdasarkan aspek kritik sastra lapis satuan arti bahwa konsistensi untuk mencapai sebuah tujuan dan pasrah akan indahnya kehidupan, dan menjadi peran utama untuk memenangkan nasib yang tak selamanya indah.

Kata kunci—Analisis Puisi, Bengawan Kehidupan, Dicky Nuri Prasetyo Utomo

 

Abstract— Critical thinking about literature develops over time, as we learn more about the history of literature and the theories that have been put forward. Critical thinking helps us understand how the role of literature in its development. Literature is part of human thought which always has a portrait of life and interprets it so that it becomes writing that contains deep meaning. Literary works usually include the thoughts and creativity of a writer. When talking about literature, what appears most often is a literary work that is short in form, has rhymes, is brief, does not beat around the bush and is poured from the heart, in this case is poetry. Poetry is a literary work written with beautiful language skills, contains creative values and is also very imaginative (Suroto, 2001). One of the poems analyzed in this paper is the form of the Bengawan Hidup poem by Dicky NPU. The Bengawan Life poem describes a portrait of Bengawan Solo as a source of one's livelihood. The research method used by the author in analyzing the form of Bengawan Hidup poetry is descriptive qualitative. The data collection technique used by the author is to observe, record, and see. The data analysis technique used is based on the theory of Miles & Huberman, namely: data reduction, data presentation and conclusion. The conclusion that resulted from the analysis of literary criticism of Bengawan Hidup poetry is that the writer uses 2 aspects of literary criticism, namely sound stratum analysis and also analysis of units of meaning. In the analysis of the sound stratum of Bengawan Hidup's poetry, in all stanzas, the poem A-A-A-A is used. Meanwhile, for the analysis of the unit of meaning based on the analysis of the writer of the poem Bengawan Hidup, in the first place, it explains more about being strong and remaining steadfast in this case, namely having a strong belief in something. In the second stanza, based on the analysis of the writer of the Bengawan Kehidupan poem, he explains that he always struggles. The third stanza, based on the aspect of the author's literary criticism, provides an illustration that staying upright and strong in this body is fighting for loved ones who are always waiting, and fighting for this requires patience and also sincerity. In the fourth stanza, based on the aspect of literary criticism, the unit layer analysis of the meaning of the author illustrates more that there is no other choice to strengthen oneself other than being a strong person. As well as the fifth stanza the author gives an illustration that based on Bengawan Kehidupan poetry based on the aspect of unitary literary criticism, it means that consistency is to achieve a goal and surrender to the beauty of life, and become the main role in winning a fate that is not always beautiful.

Keywords— Poetry Analysis, Bengawan Hidup, Dicky Nuri Prasetyo Utomo


Keywords


Poetry Analysis, Bengawan Hidup, Dicky Nuri Prasetyo Utomo

Full Text:

PDF

References


Aisyah, N. L. (2017). Seputar Sastra Indonesia. Bandung: Rumput Merah

Astuti. (2018). Ketidakadilan Gender Terhadap Tokoh Perempuan Dalam Novel Karya Sundari Mardjuki: Kajian Kritik Sastra Feminisme. Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya. Retrieved from http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JBSSB/article/view/1046

Damono, S. D. (2009). Sosiologi Sastra Pengantar Ringkas. Yogyakarta: Editum

Damono, S. D. (2014). Hujan Bulan Juni. Jakarta: PT Gramedia Puataka Utama.

Diana. J. (2018). Citra Sosial Perempuan Dalam Cerpen Kartini Karya Putu Wijaya: Tinjauan Kritik Sastra Feminis.Jurnal Bahasa Indonesia, Sastra, dan Pengajarannya. Volume 4, Nomor 1, Maret 2018. Retrieved from https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpi/article/viewFile/2427/pdf

Emily. E. (2021). Joining the Conversation: Teaching Students to Think and Communicate Like Scholars.

Endraswara, S. (2011). Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Caps.

Mahsun, M. (2012). Metodologi Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.

Mukhtar, M. (2013). Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Referensi (GP Press Group)

Pradopo, R. D. (2012). Pengkajian Puisi. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Pradopo, R. D. (2014). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ratna, N. K. (2005). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono, S. (2013). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Utomo, D. N. P., Sayyidah, K. N., & Hasanudin, C. (2021). Antologi puisi cinta kearifan cinta bojonegoro. Kholfa Publishing.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian, Pengabdian, dan Diseminasi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.