Analisis Prefiks Me- pada Opini Kompas.id "Politik dan Pemilu di Era Kecerdasan Buatan" Edisi 16 Oktober

Choirina Indah Rahmawati, Tara Oktina, Sutrimah Sutrimah

Abstract


abstrak—Analisis prefiks "me-" dalam opini Politik dan Pemilu di Kompas.id mencerminkan bagaimana bahasa Indonesia akan terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Prefiks "me-" dalam bahasa Indonesia sering digunakan untuk mengindikasikan tindakan yang sedang dilakukan. Perkembangan Era kecerdasan buatan juga memengaruhi cara opini politik disampaikan dan disusun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan prefiks "Me-" pada opini politik dan pemilu yang dipublikasikan di situs Kompas.id, khususnya dalam konteks era kecerdasan buatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode ini melibatkan peneliti secara langsung untuk mengamati objek yang sedang diteliti. Data penelitian ini merujuk pada Penggunaan prefiks "Me-" dalam artikel opini politik di Kompas.id. Sumber data penelitian diperoleh pada Rubik tajuk rencana opini Politik dan Pemilu di Era Kecerdasan Buatan yang diterbitkan pada bulan Oktober 2023 tepat tanggal 16. Hasil dari penelitian ini adalah Penggunaan prefiks "Me-" dalam artikel opini Politik di Kompas.id cenderung merujuk pada tindakan yang dilakukan oleh aktor Politik. Contohnya, "mempertajam pandangan politik," "melakukan kampanye Politik," atau "mengkritik pemerintah. Penggunaan prefiks "me-" tajuk rencana mencerminkan bagaimana bahasa Indonesia terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Era kecerdasan buatan juga memengaruhi cara opini Politik disampaikan dan disusun. Selain itu, penggunaan prefiks Me- juga mencerminkan pentingnya bahasa dalam Politik dan Pemilu. Bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam memengaruhi pandangan dan persepsi Masyarakat terhadap Politik. Dengan menggunakan prefiks "Me-" dengan bijak, penulis opini Politik dapat memperkuat pesan mereka dan mempengaruhi opini pembaca.

Kata kunci— prefiks me-, Politik dan Pemilu, kecerdasan buatan.

 

Abstract—Analysis of the prefix "me-" in Political and Election opinions on Kompas.id reflects how the Indonesian language will continue to develop and adapt to the times. The prefix "me-" in Indonesian is often used to indicate the action being carried out. The development of the era of artificial intelligence is also influencing the way political opinions are expressed and structured. This research aims to analyze the use of the prefix "Me-" in political and election opinions published on the Kompas.id site, especially in the context of the era of artificial intelligence. This study used descriptive qualitative method. This method involves researchers directly observing the object being studied. This research data refers to the use of the prefix "Me-" in political opinion articles on Kompas.id. The source of research data was obtained from Rubik's editorial on Politics and Elections in the Era of Artificial Intelligence which was published in October 2023 on the 16th. The results of this research are that the use of the prefix "Me-" in political opinion articles on Kompas.id tends to refer to actions carried out by political actors. For example, "sharpening political views," "conducting a political campaign," or "criticizing the government. The use of the prefix "me-" in editorials reflects how the Indonesian language continues to develop and adapt to the times. The era of artificial intelligence is also influencing the way political opinions are expressed and compiled. In addition, the use of the prefix Me- also reflects the importance of language in Politics and Elections. Language has a very important role in influencing people's views and perceptions of Politics. By using the prefix "Me-" wisely, Political opinion writers can strengthen their message and influence readers' opinions.

Keywords— prefix me-, politics and elections, artificial intelligence


Keywords


prefix me-, politics and elections, artificial intelligence

Full Text:

PDF

References


Andini, L. (2013). Perbandingan Objektivitas Bahasa Pada Surat Kabar Terbitan Lokal Dan Terbitan Pusat. Asas: Jurnal Sastra. Lokal Dan Terbitan Pusat. Asas: Jurnal Sastra. Medan: Program Studi Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan.

Chaer, A. (2007). Kajian Bahasa: Struktulal Internal, Pemakaian dan Pemelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, A. (2015). Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Damayanti, W. (2018). Bentuk Derivasi Bahasa Melayu Dialek Sambas. Kandai, 12(2), 255-268.https://doi.org/10.26499/jk.v12i2.84.

Erinita, D. A. (2016). PERBEDAAN PREFIKS BER-DAN ME-DARI SUDUT MAKNA INHEREN TELIS DAN ATELIS. Sirok Bastra, 4(1), 1-6. https://doi.org/10.37671/sb.v4i1.69.

Hirata, A. (2020). Guru aini. Yogyakarta, Indonesia: PT Bentang Perkasa.

Linawati, L. I. (2020). Penggunaan Prefiks {Me (N)-} dan {Nge-} pada Anak Usia 4 Tahun. Skripsi. Fip PGPAUD Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. https://doi.org/10.12928/mms.v2i1.3567.

Mahsun. (2005). Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Putra, R. L. (2021). Analisis Proses Afiksasi pada Artikel Kelapa Sawit Mencari Jalan Tengah. Edukatif: jurnal Ilmu Pendidikan, 3(5), 3196-3203 https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i5.1241

Simpen, I Wayan. (2021). Morfologi: Kajian Proses Pembentukan Kata. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sulastriana, E., & Mastuti, D. L. (2022). Implementasi Prefiks dalam Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikam Bahasa, 11(2), 371-387. https://doi.org/10.31571/bahasa.v11i2.4758.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Seminar Nasional dan Gelar Karya Produk Hasil Pembelajaran

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.