Analisis Psikologi Sastra pada Novel Ayah, Ini Arahnya Kemana, Ya? Karya Khoirul Trian

Abstract

abstrak—Penelitian ini berjudul “Analisis Psikologi Sastra dalam Novel Ayah, Ini Arahnya ke Mana, Ya? Karya Khoirul Trian”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dua aspek utama: (1) unsur intrinsik yang membentuk struktur novel, dan (2) refleksi psikologi tokoh utama berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan psikologi sastra. Analisis dilakukan melalui penelaahan teks terhadap unsur tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat, serta pengidentifikasian lima tahapan kebutuhan Maslow: fisiologis, keamanan, kasih sayang dan rasa memiliki, penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel ini secara kuat merefleksikan pergolakan batin seorang anak yang kehilangan figur ayah, dan bagaimana ia berjuang memenuhi kebutuhan psikologisnya secara bertahap. Ketidakhadiran sosok ayah menjadi pemicu dominan dalam konflik batin tokoh utama, yang kemudian membentuk perjalanan emosionalnya menuju penerimaan diri dan kedewasaan.

Abstract—This study is entitled “A Literary Psychological Analysis of the Novel Ayah, Ini Arahnya ke Mana, Ya? By Khoirul Trian”. The research aims to examine two main aspects: (1) the intrinsic elements that structure the novel, and (2) the psychological reflections of the main character through Abraham Maslow’s hierarchy of needs. This study employs a descriptive qualitative method with a literary psychology approach. The analysis focuses on identifying the intrinsic components—theme, characters, plot, setting, point of view, language style, and moral message—alongside the five stages of Maslow’s needs: physiological, safety, love and belonging, esteem, and self-actualization. The findings reveal that the novel strongly portrays the inner conflict of a child who has lost his father figure, and how he struggles to fulfill his psychological needs over time. The absence of a father becomes a dominant trigger in shaping the protagonist’s emotional development, leading him toward self-acceptance and emotional maturity.