The Analysis of Figurative Language in the Dark Knight Movie (2018)

Abstract

Abstract— This study analyzes the use of figurative language in the movie The Dark Knight, focusing on identifying its types and interpreting its contextual meaning. Using descriptive qualitative and content analysis methods, this study categorizes figurative language into six types: metaphor, irony, simile, hyperbole, personification, and symbolism. Data were taken from the official script and transcriptions of key scenes. The results show that metaphor is the most frequently occurring, which is around 33.3%, irony 20%, then simile, hyperbole, and personification each 13.3%, and finally symbolism 6.7%. These expressions contribute to character development and narrative depth, especially in depicting the moral and psychological complexities of characters such as the Joker, Batman, and Harvey Dent. Figurative language is used not only for artistic expression but also to explore themes of justice, chaos, duality, and sacrifice. The research concludes that figurative language significantly enhances cinematic storytelling by enriching character portrayals and reinforcing key themes. The research offers insights into how language in film can serve as a powerful medium for critical reflection and emotional engagement.

Keywords— movie analysis, figurative language,  The Dark Knight

abstrak— Penelitian ini menganalisis penggunaan bahasa kiasan dalam film The Dark Knight, dengan fokus pada identifikasi jenis-jenisnya dan menginterpretasikan makna kontekstualnya. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan analisis konten, penelitian ini mengkategorikan bahasa kiasan ke dalam enam jenis: metafora, ironi, simile, hiperbola, personifikasi, dan simbolisme. Data diambil dari naskah resmi dan transkripsi adegan-adegan penting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metafora adalah yang paling sering muncul, yaitu sekitar (33,3%), ironi (20%), kemudian simile, hiperbola, dan personifikasi masing-masing 13,3%, dan terakhir simbolisme 6,7%. Ungkapan-ungkapan ini berkontribusi pada pengembangan karakter dan kedalaman narasi, terutama dalam menggambarkan kompleksitas moral dan psikologis karakter seperti Joker, Batman, dan Harvey Dent. Bahasa kiasan digunakan tidak hanya untuk ekspresi artistik tetapi juga untuk mengeksplorasi tema keadilan, kekacauan, dualitas, dan pengorbanan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa bahasa kiasan secara signifikan meningkatkan penceritaan sinematik dengan memperkaya penggambaran karakter dan memperkuat tema-tema utama. Penelitian ini menawarkan wawasan tentang bagaimana bahasa dalam film dapat berfungsi sebagai media yang kuat untuk refleksi kritis dan keterlibatan emosional.

Kata kunci— analisis film, bahasa kiasan, The Dark Knight