Analisis Frasa pada Cerpen Bangkit Karya Alfred Pandle

Muhammad Rizki Hidayatullah, Muhamad Shollehudin, Sutrimah Sutrimah

Abstract


Abstrak—Cerpen atau singkatan dari cerita pendek merupakan sebuah prosa fiktif (tidak nyata), isi dari cerpen cenderung lebih pendek, singkat, dan langsung pada tujuan cerita di bandingkan dengan karya fiksi lain misalnya novel. Cerpen di Indonesia sangat beragam salah satunya merupakan karya Alfred Pandle yang berjudul “Bangkit”. Novel dengan judul “Bangkit” ini mengisahkan tentang seorang tokoh utama yang mengalami berbagai konflik emosional dan kekecewaan dalam hidupnya. Di tengah kegelapan malam yang sunyi, ia merenungkan penderitaan dan kegagalan yang dialaminya, termasuk konflik dengan orang tua, kegagalan merayakan ulang tahun, dan kehilangan hadiah sepeda motor karena tidak lulus sekolah. Putus asa dan penuh dengan kesedihan, tokoh utama bertemu dengan seorang pemabuk yang mengancamnya dengan pisau. Namun, setelah memahami keadaan pria itu, tokoh utama memberikan tasnya sebagai tanda belas kasih. Saat berada di ambang keputusasaan, tokoh utama menemukan harapan dan kehangatan melalui kekasihnya dan keluarganya yang mendukungnya. Cerita ini mengajarkan tentang pentingnya bersyukur dan melihat sisi baik dalam hidup, bahkan dalam situasi yang sulit.

Kata KunciFrasa, Cerpen, Alfred Pandle

 

Abstract—Short stories or short stories are fictional prose (not real), the contents of short stories tend to be shorter, brief, and direct to the purpose of the story compared to other works of fiction such as novels. Short stories in Indonesia are very diverse, one of which is the work of Alfred Pandle entitled "Bangkit". This novel with the title "Bangkit" tells the story of a main character who experiences various emotional conflicts and disappointments in his life. Amidst the silence of the night, he reflects on his suffering and failures, including conflicts with his parents, failing to celebrate birthdays, and losing his prized motorcycle for not graduating from school. Desperate and filled with sorrow, the main character encounters a drunk who threatens him with a knife. However, after understanding the man's plight, the main character gives him his bag as a token of compassion. When on the verge of despair, the main character finds hope and warmth through his lover and his tfamily who support him. This story teaches about the importance of being grateful and seeing the bright side in life, even in difficult situations.

Keywords Phrases, Short Stories, Alfred Pandle


Keywords


Phrases, Short Stories, Alfred Pandle

Full Text:

PDF

References


Agusta, I. (2003). Teknik pengumpulan dan analisis data kualitatif. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi. Litbang Pertanian, Bogor, 27(10), 1-11. Retrieved from https://www.academia.edu/download/34265413/ivan-pengumpulan-analisisdata-kualitatif.pdf.

Firman, A. D., Hastuti, H. B. P., Sukmawati, N. F. N., & Rahmawati, N. F. N. (2019). Analisis hubungan penguasaan kosakata dan kemampuan memahami unsur intrinsik cerpen siswa SMP di Kota Kendari. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 8(1), 123-142. Doi https://doi.org/10.26499/rnh.v8i1.636.

Gani, S. (2019). Kajian teoritis struktur internal bahasa (fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik). A Jamiy: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab, 7(1), 1-20. Doi http://dx.doi.org/10.31314/ajamiy.7.1.1-20.2018.

Haryanto, Alexander. "Contoh Frasa Verba & Nomina: Jenis dan Pengertiannya". tirto.id. Diakses tanggal 2023-07-12. https://tirto.id/contoh-frasa-verba-nomina-jenis-dan-pengertiannya-gjvq

Kinanti, K. P. (2020). Frasa nomina atributif dalam bahasa Jawa dialek Jawa Timur. Linguista: Jurnal Ilmiah Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya, 4(2), 95-104. Doi http://doi.org/10.25273/linguista.v4i2.6494.

Mulyadi, M. M. (2010). Frase preposisi bahasa Indonesia: Analisis X Bar. Kajian Sastra , 34 (1), 1-12. Retrieved from http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kajiansastra/editor/submission/2671.

Musrifa, S. (2013). Struktur frase verba bahasa Kaili dialek Rai. Bahasa dan Sastra , 2 (2). Retrieved from http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/BDS/article/view/2183. .

Oktari, Z. (2020). Frase verba bahasa Kaili dialek Rai Desa Toaya Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala. BAHASA DAN SASTRA , 5 (2), 73-86. Retrieved from https://core.ac.uk/download/pdf/289713958.pdf.

Ramlan, M. (1981). Ilmu bahasa Indonesia: sintaksis. U.P. Karyono. https://www.google.co.id/search?hl=id&tbo=p&tbm=bks&q=inauthor:%22M.+Ramlan%22

Sofyan, A. N. (2015). Frasa direktif berunsur in, from, dan for dalam bahasa Indonesia: Kajian Sintaksis dan Semantik. Sosiohumaniora, 17 (3), 255-263. Doi https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v17i3.8344.

Sofyan, A. N. (2015). Frasa direktif yang berunsur di, dari, dan untuk dalam bahasa Indonesia: Kajian sintaktis dan semantis. Sosiohumaniora, 17(3), 255-263. Doi https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v17i3.8344.

Wahyu Fajar Budiadi, 2003, Frasa Verbal Tipe Verba Adjektif Dalam Bahasa Jawa, https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/6713/MTc3OTg=/Frasa-verbal-tipe-verba-adjektif-dalam-bahasa-jawa-abstrak.pdf

M.M, Drs Arif Yosodipuro (2020-06-19). Pintar Pidato: Kiat Menjadi Orator Hebat. Gramedia Pustaka Utama. ISBN 978-602-06-4497-4.

Cerpen Mu. (2013). Diakses pada 2023-07-12, dari https://www.gramedia.com/best-seller/cara-menulis-daftar-pustaka/


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional Daring: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.