Analisis buku cerita bawang merang bawang putih, karya MB rahim syah AR sebagai pengembangan budaya literasi sejak usia dini

Laily Kusumaning Ayu, Cahyo Hasanudin

Abstract


Abstrak—Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai pendidikan karakter dalam Dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih karya MB Rahim syah AR. Data penelitian ini adalah Dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih yang diperoleh dari hasil buku kumpulan cerita dongeng anak-anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan ini adalah dokumentasi, baca dan catat. Cerita bawang merah bawang putih, dapat memberikan pembelajaran yang berharga untuk diterapkan pada kehidupan sehari-hari seperti lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan keluarga. Dengan menerapkan budaya literasi pada anak usia dini, tidak hanya meningkatkan kosa kata dalam berbicara maupun menulis, namun juga membangun latar belakang pengetahuan serta dapat meningkatkan pemahaman tentang orang lain. Para orang tua sangat perlu memperhatikan strategi pembelajaran pra literasi yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak usia dini, dimana terdapat beberapa komponen yang mencakup pemahaman bahasa lisan (berbicara dan mendengarkan), pengenalan buku, pemahaman kata dan bunyi, pengenalan huruf atau alphabet dan pemahaman atau pengenalan tulisan.

Kata kunci—budaya literasi, pembelajaran pra literasi, usia dini. 

 

 

Abstract—This study aims to describe the value of character education in the story of the onion and garlic by MB Rahim syah AR. The data of this research is the Fairy Tale of Bawang Merah and Bawang Putih which was obtained from the results of a collection of children's fairy tales. The data collection technique used is documentation, reading and notes. The story of onion and garlic can provide valuable lessons to be applied in everyday life such as the school environment, community environment and family environment. By implementing a literacy culture in early childhood, not only increases vocabulary in speaking and writing, but also builds background knowledge and can increase understanding of others. Parents really need to pay attention to pre-literacy learning strategies that are in accordance with the stages of early childhood development, where there are several components that include understanding spoken language (speaking and listening), introduction of books, understanding of words and sounds, introduction of letters or the alphabet and understanding or recognition. writing.

Keywords—literacy culture, pre-literacy learning, early age.


Keywords


literacy culture, pre-literacy learning, early age.

Full Text:

PDF

References


Pradana, BH. (2017). Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah Sebagai Upaya Membentuk Habitus Literasi Siswa Di Sma Negeri 4 Magelang. (Skripsi). Semarang (ID): Universitas Negeri Semarang Komara. E. (2018). Penguatan Pendidikan Karakter dan Pembelajaran Abad 21. 4 (1): 17-26.

Rohman. S. (2017). Membangun Budaya Membaca pada anak melalui program gerakan literasi sekolah. Jurnal pendidikan dan pembelajaran dasar. 4 (1): 151-174.

Suyono, (2009), Pembelajaran Efektif dan Produktif Berbasis Literasi: Analisis Konteks, Prinsip, dan Wujud Alternatif Strategi Implementasinya di Sekolah, Jurnal Bahasa dan Seni, Jilid 37, No. 2, Agustus 2009, 203 - 217. Hlm 127- 136.

Widodo, Slamet, dkk. 2015, makalah: Membangun Kelas Literat Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup untuk Melatih Kemampuan Literat Siswa di Sekolah Dasar, dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Tema “Peningkatan Kualitas Peserta didik Melalui Impl ementasi Pembelajaran Abad 21” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 24 Oktober 2015 ISBN 978- 602-70216-1-7.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Senada PBSI

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.