Penggunaan Media Buku Edukasi Wayang Thengul sebagai Sarana Meningkatkan Kosa Kata Anak

Masnuatul Hawa, Sutrimah Sutrimah, Ania Umi Khoirotun Nisa, Rika Pristian Fitri Astuti

Abstract


abstrak— wayang thengul merupakan kesenian yang berasal dari kota Bojonegoro. Kesenian wayang thengul terinspirasi dari berbagai kesenian terutama wayang golek manak dari kudus, sehingga di dalamnya terdapat akulturasi. Kesenian wayang thengul ditetapkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro sebagai kesenian khas Bojonegoro dengan karakter tokoh dan kekhasan bentuknya. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis sejarah wayang thengul di kabupaten Bojonegoro; dan 2) menganalisis kosa kata anak melalui pembelajaran dengan media buku edukasi wayang thengul. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskripstif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan mencatat. Teknik analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan analisis lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) wayang thengul merupakan kesenian wayang asli Bojonegoro yang diciptakan pada tahun 1930 oleh Ki Samijan. Kesenian wayang thengul pertama kali diperkenalkan ke masyarakat kabupaten Bojonegoro malalui mengadakan pertunjukan dari satu tempat ke tempat lain. Kemudian seiring dengan perkembangan, masyarakat mulai mengenal dan berkembang menjadi hiburan masyarakat yang ditampilkan di berbagai acara, seperti hajatan, nikahan, sunatan, sedekah bumi, dan acara-acara adat lainnya; 2) hasil analisis perkembangan kosa kata anak dengan menggunakan media buku edukasi wayang thengul berdasarkan observasi dan wawancara ditemukan bahwa: 1) guru merasakan penyampaian pembelajaran terbantu karena media bersifat menarik, unik, dan sesuai dengan perkembangan teknologi digital; 2) siswa merasakan pembelajaran lebih bermakna, karena materi yang dipelajari berasal dari kesenian kabupaten Bojonegoro tempat domisili anak; 3) siswa dan guru merasakan pembelajaran berjalan secara efektif dan menyenangkan.

Kata kunci— Media Pembelajaran, Edukasi, Wayang Thengul

  

Abstract— wayang thengul is an art originating from the city of Bojonegoro. The wayang thengul art is inspired by various arts, especially the manak puppet show from Kudus, so that there is acculturation in it. The wayang thengul art was designated by the Culture and Tourism Office of Bojonegoro Regency as a typical Bojonegoro art with character traits and unique shapes. This study aims to: 1) analyze the history of wayang thengul in Bojonegoro district; and 2) analyzing children's vocabulary through learning with the media of wayang thengul educational books. This study uses a qualitative descriptive research method. Data collection is done through observation, interviews, documentation, and notes. Data analysis techniques were carried out through data reduction, data presentation, and field analysis. The results of this study indicate that: 1) wayang thengul is an original Bojonegoro wayang art created in 1930 by Ki Samijan. The wayang thengul art was first introduced to the people of Bojonegoro district through holding performances from one place to another. Then, along with developments, the community began to recognize and develop into community entertainment which was shown at various events, such as celebrations, weddings, circumcision, earth alms, and other traditional events; 2) the results of an analysis of the development of children's vocabulary using the media of wayang thengul educational books based on observations and interviews found that: 1) the teacher feels that the delivery of learning is assisted because the media is interesting, unique, and in accordance with the development of digital technology; 2) students feel learning is more meaningful, because the material learned comes from the arts of the Bojonegoro district where the child is domicile; 3) students and teachers find learning to be effective and enjoyable.

Keywords— Learning Media, Education, Wayang Thengul


Keywords


Learning Media, Education, Wayang Thengul

Full Text:

PDF

References


Aminuddin, Kasdi. 2008. Memahami Sejarah. Surabaya: Unesa University Press.

Asmito. 1988. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan.

Hamalik, O. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Ismunandar. 1988. Wayang Lambang Ajaran Agama Islam. Jakarta: Pradya Paramki.

Kridalaksana. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Moleong, L. J. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Referensi GP Press Group.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Sitepu. 2012. Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tarigan, H. 2013. Berbicara Sebagai Keterampilan Bebahasa. Bandung: Angkasa.

Tim. 2011. Wayang Sebagai Media Komunikasi Tradisional dalam Dimensi Informasi. Jakarta: Kementrian Komunikasi dan Informatika RI Direktorat Jendral Informasi dan Komunikasi Publik.

W. Pranoto, Suhartono. 2010. Teori dan Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian, Pengabdian, dan Diseminasi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.