Menggali Khazanah Budaya Lokal melalui Tradisi Slametan Weton di Desa Pujiharjo Kabupaten Malang
Abstract
abstrak— Penelitian ini bertujuan untuk menggali khazanah budaya lokal melalui tradisi slametan weton di Desa Pujiharjo Kabupaten Malang. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan antropologi sastra. Data penelitian berupa hasil wawancara dengan tetua desa, serta dokumentasi terhadap tuturan mantra dan ujub yang digunakan dalam pelaksanaan slametan weton. Pengumpulan dan analisis data dilakukan dengan teknik simak catat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) prosedur pelaksanaan tradisi slametan weton di Desa Pujiharjo terdiri atas dua tahap, yaitu persiapan dan pelaksanaan; (2) jenang empat macam dan ambengan yang digunakan dalam tradisi slametan weton mengandung simbolisisasi yang sarat akan makna; (2) khazanah budaya lokal yang terbangun dalam tradisi slametan weton, diantaranya pengakuan terhadap keberadaan roh-roh dan alam gaib, penghormatan yang tinggi terhadap orang tua perempuan atau biyung, serta slametan weton sebagai wadah mempererat tali kekerabatan dan pengendali konflik sosial dalam masyarakat; (3) perlu adanya upaya revitalisasi terhadap tradisi slametan weton dengan melibatkan peran pemerintah setempat dan generasi muda.
Kata kunci— Slametan Weton, Budaya Lokal, Desa Pujiharjo
Abstract— This study aims to explore local cultural treasures through the slametan weton tradition in Pujiharjo Village, Malang Regency. This research is a qualitative descriptive research with a literary anthropology approach. The research data is in the form of interviews with village elders, as well as documentation of the utterances of the mantras and ujub used in the implementation of the slametan weton. Data collection and analysis was carried out using note-taking techniques. The results showed that (1) the procedure for carrying out the slametan weton tradition in Pujiharjo Village consisted of two stages, namely preparation and implementation; (2) the four kinds of jenang and ambengan used in the slametan weton tradition contain meaningful symbolism; (2) the treasures of local culture built in the tradition of the slametan weton, including acknowledgment of the existence of spirits and the supernatural, high respect for older women or biyung, and the slametan weton as a forum for strengthening kinship ties and controlling social conflicts in society; (3) there needs to be an effort to revitalize the slametan weton tradition by involving the role of the local government and the younger generation.
Keywords— Slametan Weton, Local Culture, Pujiharjo Village
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adiansyah, Ryko. (2017). Persimpangan antara Agama dan Budaya (Proses Akulturasi Islam dengan Slametan dalam Budaya Jawa. Jurnal Intelektualita: Keislaman, Sosial dan Sains, 6(2), 295-310. Doi https://doi.org/10.19109/intelektualita.v6i2.1612
Alfarisy, F., Ratna, M.P., Putri, G., & Dwi, P. (2021). Oral Tradition and the Tourism Village Development. E3S Web of Conferences ICENIS 2021, https://doi.org/10.1051/e3sconf.
Amrullah, Muhamad. (2015). “Representasi Makna Simbolik dalam Ritual Perahu Tradisional Sandeq Suku Mandar di Sulawesi Barat”. [Skripsi]. Makassar (ID): Universitas Hasanuddin.
Anoegrajekti, Novi. (2019). “Tradisi Lisan sebagai Ekosistem Kebudayan: Kebijakan Budaya dan Ekonomi Kreatif”. Artikel dalam Kuliah Umum Prodi Magister Sastra Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada pada 30 Agustus 2019.
Aziz, Ahmad Zaenul. (2020). “Tradisi Wetonan di Desa Segaralangu Kecamatan Cipari Kabupaten Cilacap”. [Skripsi]. Jakarta: Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.
Budiharso, Teguh. (2014). Simbol Literasi dan Kontekstual dalam Mantra Jawa Adi Seduluran. Jurnal Kontruktivisme, 6(2), 157-174. Doi https://doi.org/10.35457/konstruk.v6i2.32
Endraswara, Suwardi. (2018). Agama Jawa: Ajaran, Amalan, dan Asal-Usul Kejawen. Jakarta: PT Buku Seru.
Febriani, R., Wahyu, C., & Manda, S.M. (2018). Slametan Tengger sebagai Mekanisme dalam Menjaga Tradisi dan Membangun Integrasi. 9th Industrial Research Workshop and National Seminar, 784-789. Doi https://doi.org/10.35313/irwns.v9i0.1150
Geertz, Clifford. (2014). Agama Jawa: Abangan, Santri, Priyayi dalam Kebudayaan Jawa. Depok: Komunitas Bambu.
Lailiyah, Nurul. (2018). “Kearifan Lokal dalam Memetri Weton (Hari Lahir) di Kabupaten Nganjul”. [Skripsi]. Kediri: Universitas Nusantara Kediri.
Maran, M.D.J., Kusufa, R.A.B., & Meviana Ika. (2022). Tradisi Slametan Petik Pari sebagai Wujud Nilai Religius Masyarakat Desa Petungsewu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Jurnal Sosial Teknologi, 2(2), 167–173. https://doi.org/10.36418/jurnalsostech.v2i2.292
Saddhono, dkk. (2016). Dialektika Islam dalam Mantra sebagai Bentuk Kearifan Lokal Budaya Jawa. Jurnal Akademika, 21(1), 84-98.
Pradanta, S., Sudardi, B., & Subiyantoro, S. (2015). Kajian Nilai-Nilai Budaya Jawa dalam Tradisi Bancaan Weton di Kota Surakarta (Sebuah Kajian Simbolisme dalam Budaya Jawa). Lingua, 12(2), 152-174. Doi: https://doi.org/10.30957/lingua.v12i2.25
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Uyun, Qurotul. (2002). Peran Gender dalam Budaya Jawa. Psikologia: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi, 7(13), 32-42. Doi: https://doi.org/10.20885/psikologika.vol7.iss13.art3
Wasimah, Faridatul. (2012). “Makna Simbol Tradisi Mudun Lemah”. [Skripsi]. Surabaya (ID): Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Widodo, Wahyu. (2018). Mantra Kidung Jawa, Mengurai yang Lingual hingga yang Transendental. Malang: UB Press.
Winarno, W.A., & Sawarjuwono, T. (2021). Kritik atas Triple Bottom Line: Perspektif Memayu Hayuning Bawana. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 12(1), 113-131. Doi: http://dx.doi.org/10.21776/ub.jamal.2021.12.1.07
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian, Pengabdian, dan Diseminasi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.