Kisah-Kisah para Datu dalam Sastra Lisan Banjar

Saefuddin Saefuddin

Abstract


karomah dalam kisah-kisah para datu dalam sastra lisan Banjar di Kalimantan Selatan. Tujuan ini penelitian ini akan membahas perwujudan keistimewaan atau karomah dalam kisah-kisah para datu dalam sastra lisan Banjar di Kalimantan Selatan. Cerita para datu ialah cerita legenda pada masa lampau memiliki kaitan dengan peristiwa tokoh para datu dan asal usul suatu daerah pada masyarakat Banjar, di Kalimantan Selatan. Selain itu, cerita para datu merupakan kisah yang menggambarkan tokoh-tokohnya memiliki keistimewaan berupa karomah dalam perjalanan hidupnya. Kaitan dengan kisah-kisah datu, masyarakat Banjar sering menyebutnya dengan istilah kisah para datu, karena ceritanya berbeda dengan cerita legenda pada umumnya, yakni memiliki para tokohnya mempnyai keistimewaan yang tidak terdapat pada manusia pada umumnya. Kisah para datu memberikan daya tarik tersendiri bagi kalangan masyarakat Banjar, kisah para datu juga dapat dipandang menarik untuk dikaji dalam sebuah penelitian, karena isi ceritanya memiliki perbedaan dengan cerita legenda pada umumnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode pemaparan. Hasil penelitian akan menggambarkan isi kisah-kisah para datu dalam sastra lisan Banjar di Kalimantan Selatan.
Kata kunci—kisah para datu, sastra lisan Banjar

abstract—The problem of this research is how to manifest the privilege or karomah in the stories of the datu in Banjar oral literature in South Kalimantan. For this purpose, this study will discuss the embodiment of privilege or karomah in the stories of the datu in Banjar oral literature in South Kalimantan. The story of the datu is a legendary story in the past that is related to the events of the datu figures and the origin of a region in the Banjar community, in South Kalimantan. In addition, the story of the datu is a story that describes the characters having the privilege of being karomah in their life journey. In relation to the stories of the datu, the people of Banjar often call it the term story of the datu, because the story is different from the story of legends in general, namely having the characters have privileges that are not found in humans in general. The story of the datu gives its own attraction to the people of Banjar, the story of the datu can also be seen as interesting to study in a study, because the content of the story is different from the legend story in general. The method used in this study is the presentation method. The results of the research will describe the content of the stories of the datu in Banjar oral literature in South Kalimantan.
Keywords—the story of the datu, Banjar oral literature

Keywords


the story of the datu, Banjar oral literature

Full Text:

PDF

References


Asmuni, Fahrurraji. 2012. Datu-Datu Terkenal Kalimantan Selatan. Amuntai: Hemat.

Bascom, Wiliam R. 1965a. “Folklore and anthropogy” dalam Alan Dundes The Study of Folklore, Englewood Cliff: Prentice Hall Inc.

Bascom, Wiliam R. 1965b. “Four Function of Folklore” dalam Alan Dundes. The Study of Folklore, Englewood Cliff: Prentice Hall Inc.

Brunvand, Jan Harold.1979. Folklor Betawi: Jakarta: diterbitkan atas kerja sama dengan Dinas Kebudayaan DKI Jakartaoleh PT. Dunia Pustaka Jaya.

Daud, Alfani. 1997. Islam dan Masyarakat Banjar, Deskripsi dan Analisa Kebudayaan Banjar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Danandjaja, James.1998. Pendekatan Folklor dalam Penelitian Bahan-Bahan Tradisi Lisan dalam Fudensia MPSS (Ed.). Metodologi Kajian Tradisi Lisan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Danandjaja, James. 2002. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti.

Dundes, Alan. 1971. On the Psychology of Legend.” American Folk Legend A Symposium (Pengeditan dan Pendahuluan oleh Wayland D. Hand). Berkeley, London: University of California Press.

Endraswara, Suwardi. 2001. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Endraswara, Suwardi. 2006. Metodologi Penelitian Folklor: Konsep, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Endraswara, Suwardi. 2009. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta.

Hutomo, Suripan Sadi. 1993. “Yang Tidak Abadi adalah yang Abadi; Transformasi Cerita Sarah Wulan”. Jakarta: Makalah seminar Tradisi Lisan Nusantara, 9—11 Desember.

Leach, Maria 1949. (ed). Dictinary of Folklore Mythology and Legend. New York: Faunk&Wagnalls Company.

Maranda, Eli Kongas dan Pierre Maranda. 1971. Structural Moels in Folklore and Transformational Essays. The Hague. Jakarta: Lembaga Penelitian UI.

Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia.

Propp, Vladimir. 1975. Morfhology of the Foktale. Austin, London: University of Texas Press.

Ratna, Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.

Sudikan, Setya, Yuwana. 2001. Metode Penelitian Sastra Lisan. Surabaya: Citra Wacana.

Sunarti, dkk. 1977. Sastra Lisan Banjar. Banjarmasin: Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Depdikbud.

Surana, F.X. 1984. Materi Pelajaran Bahasa dan sastra, Jilid IA, Untuk SMA. Solo: Solo Tiga Serangkai.

Tim Penyusun. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Tim Sahabat. 2015. Datu-Datu Terkenal Kalimantan Selatan. Kandangan, Kalimantan Selatan: Mitra Penegtahuan.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Seminar Nasional dan Gelar Karya Produk Hasil Pembelajaran

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.