Representasi Perempuan sebagai Tokoh Sentral dalam Sastra Indonesia Awal

Abstract

abstrak— Artikel ini membahas representasi tokoh perempuan dalam sastra Indonesia awal dengan fokus pada tiga karya utama: Kalau Tak Untung karya Sariamin Ismail, Buiten het Gareel karya Suwarsih Djojopuspito, dan Kehilangan Mestika karya Fatimah Hasan Delais. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka, serta teori sejarah sastra dan representasi sebagai kerangka analisis. Kajian dilakukan menggunakan pendekatan sejarah sastra dan teori representasi gender. Hasil kajian menunjukkan bahwa tokoh perempuan dalam ketiga karya tersebut tampil sebagai figur sadar sosial, simbol perlawanan terhadap norma patriarkal, dan agen perubahan yang mencerminkan dinamika budaya Indonesia pada masa kolonial. Tokoh perempuan tidak hanya memainkan peran utama dalam alur cerita, tetapi juga menyampaikan kritik sosial dan nilai moral yang relevan. Temuan ini memperlihatkan pentingnya posisi perempuan dalam sejarah sastra Indonesia serta kontribusinya dalam membentuk narasi yang inklusif dan progresif.

Kata kunci— Perempuan, Sastra Indonesia, Tokoh Sentral

Abstract— This article discusses the representation of female characters in early Indonesian literature with a focus on three main works: Kalau Tak Untung by Sariamin Ismail, Buiten het Gareel by Suwarsih Djojopuspito, and Kehilangan Mestika by Fatimah Hasan Delais. This research uses a qualitative approach with a literature study method, as well as theories of literary history and representation as an analytical framework. The study was conducted using the literary history approach and gender representation theory. The results show that the female characters in the three works appear as socially conscious figures, symbols of resistance to patriarchal norms, and agents of change that reflect the dynamics of Indonesian culture during the colonial period. The female characters not only play a major role in the storyline, but also convey relevant social criticism and moral values. These findings demonstrate the importance of women's position in Indonesian literary history and their contribution in shaping inclusive and progressive narratives.

Keywords— Women, Indonesian Literature, Central Figure