Analisis Tindak Tutur Komisif dalam Cerpen Cuma Rindu Karya Atalia Praratya
Keywords:
Commissive speech acts, just missing.Abstract
Abstrak— Memahami penggunaan komisif dalam cerpen “cuma rindu” karya Atalia praratya. Pragmatik kerangka analisis. Data yang didapatkan dengan cara membaca cerpen “Cuma Rindu” berulang kali dan memahami. Hasil penelitian sebagai berikut: Dalam cerpen “Cuma Rindu” karya Atalia Praratya terdapat 5 tuturan tindak tutur komisif, yang terdiri dari 1 tuturan, mengancam tidak ada data tindak tutur yang ditemukan dalalam cerpen tersebut, dan yang terakhir menyatakan kesanggupan berjumlah 3 data tuturan.
Kata kunci—Tindak tutur komisif, cuma rindu.
Abstract— Understanding the use of commissiveness in the short story "Just Miss" by Atalia Praratya. Pragmatic analysis framework. The data obtained by reading the short story "Just Rindu" repeatedly and understanding. The results of the study are as follows: In the short story "Cuma Rindu" by Atalia Praratya there are 5 utterances of commissive speech acts, consisting of 1 utterance, threatening that no speech act data is found in the short story, and the last one states that there are 3 utterances of utterance data.
Keywords— Commissive speech acts, just missing.
References
Habiburrahman, H., Abd Gani, H. A., & Setiawan, I. (2020). Strategi tindak tutur komisif dalam kampanye politik pilkada serentak 2018. Jurnal Ilmiah Telaah, 5(1), 1-7. Doi https://doi.org/10.31764/telaah.v5i1.1683
Liska, A. (2015) Tindak tutur komisif dalam debat Pilkada Kabupaten Sambas tahun, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 2017,6,4. Doi http://dx.doi.org/10.26418/jppk.v6i4.19835
Nisa, K. (2018). Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Berita Dalam Media Surat Kabar Sinar Indonesia Baru. Jurnal Bindo Sastra, 2(2), 218-224. Doi https://doi.org/10.32502/jbs.v2i2.1261
Paina, P. (2010). Pola Tindak Tutur Komisif Berjanji Bahasa Jawa, Widyaparwa, 38. 1 81-89. Doi https://doi.org/10.26499/wdprw.v38i1.12
Yuliani, W. (2018). Metode penelitian deskriptif kualitatif dalam perspektif bimbingan dan konseling. Quanta, 2(2), 83-91. Doi https://doi.org/10.22460/q.v2i2p83-91.1641
